Selasa, 17 April 2012

Ibarat Bumi dan Langit ke-7!

Pengalaman yg menyebalkan! bayangkan sudah antri 1 jam lebih baru dilayani..sudah dilayani katanya prosesnya 2 jam! terlalu! MasyaAllah anak saya keburu rewel dan istri saya keburu cemas! bagaimana kalau ada kebutuhan mendesak? saya harus bolak-bolak menanyakan pada CS kepastian antrian saya...sungguh menyebalkan.

Begitulah, bagi orang-orang yg berinvestasi emas batangan dan berhubungan dengan BUMN yang unitnya mengurusi emas ini. Emas produk mereka sendiri,ada nomer serinya dan ada sertifikatnya masih saja harus di-cek ini itu di lab yg katanya memakan waktu 2 jam, apa tidak ada database produksinya sehingga bisa cepat dicocokkan. Belum lagi uangnya katanya cair  2 jam-an lagi, kalau mau ditransfer 2 hari kerja katanya. Hmmm hari gini proses dan prosedurnya begitu...jauh dari kata efisien. Belum lagi saat nomer antrian belum disebut...loket yg sedang kosong customer-nya petugasnya malah asik mainin hape. Kesel banget rasanya bagi yg sudah mengantri lama...tidak punya perasaan babar pisan!

Keadaan ini memaksa saya balik kanan! apa-apaan ini..hari gini transfer uang pake acara lama! Lalu saya cari info tempat yg bisa jual beli emas batangan di internet. Begitu dapat saya langsung meluncur ke sebuah mall di daerah Kelapa Gading dan ketemu! Transaksinya kurang dari 5 menit dan paperless! wow.. dengan harga lebih bagus dari harga di konter BUMN di daerah Pulogadung itu!

Yang mencegangkan adalah prosesnya super cepat! hanya dicocokkan kode di emas dan di sertifikatnya...cocok bayar dan gak pake ribet! hanya kita kasih nomor rekening dan wusssssssssss..masuk dalam hitungan detik bisa dicek di  ATM terdekat atau di m-banking. Benar-benar beda bumi langit ke-7 caranya! super efisien..hanya ada 1 karyawan dan 2 owner suami istri, "engko"nya pegang laptop dan "enci"nya bagian menerima dan cek barang. Beda jauh dengan seabrek karyawan di konter BUMN yg malah asik main hape.

Saya sempat sedikit "ndeso" dengan menanyakan tanda terima barang dan nota transaksi sebagai kebiasaan saya menyimpan nota transaksi apapun sebagai "pegangan"...mereka bilang tidak ada kertas-kertasan! bahkan "enci"nya bilang.."tuh sebelah transaksi sekilo juga tidak pakai nota!" melongo dan nampak jadi orang "aneh" di konter itu. Keadaan ini tentu kontras dengan di konter BUMN yg saya lihat, orang transaksi dengan seabrek kertas macam-macam bahkan ada yg pakai bawa-bawa KTP. Sungguh kuno dan ketinggalan zaman BUMN ini..kasihan! mereka hidup layaknya katak dalam tempurung...sudah begitu bukan tempurung kelapa tapi tempurung batu!

Jual beli emas batangan layaknya jual beli krupuk "pok" di pasar!


Kata Thukul Arwana...Ndessooooo!

Kamis, 12 April 2012

Berani Mengambil Tanggung Jawab!

Cerita pendek lagi, semoga bermanfaat!
-------------
Bangsa Burung
--------------
Konon dulunya bangsa burung tidak bersayap seperti bangsa burung yg kita
lihat sekarang ini.

Suatu ketika, Tuhan memanggil semua bangsa hewan termasuk bangsa burung.
Tuhan berkata bahwa ada pekerjaan maha besar yg hendak Dia berikan kepada
bangsa hewan. Pekerjaan itu adalah memindahkan bongkahan batu besar
sebesar gunung dari tempat bersemayamnya para binatang tadi ke tempat
asing nun jauh entah di sana.

Pekerjaan besar tsb. ditawarkan ke semua bangsa hewan, sang raja hutan
geleng-geleng kepada tidak sanggup, begitu pula gajah yg dikenal kuat dan
besar tenaganya ikut geleng-geleng kepala tanda tak sanggup dan merekapun
menyerah begitu saja. Pendek kata tidak ada satupun hewan yg berani
mengambil tanggung jawab itu.

Di kesunyian forum itu, bangsa burung yg berbadan kecilpun bersuara.
"Tuhan...bisakah bongkahan batu besar itu Engkau potong kecil-kecil
sehingga kami bangsa burung bisa membawanya?" demikian kata pemimpin
bangsa burung memecah keheningan. Singkat cerita Tuhan-pun setuju dan
memecah batu besar itu menjadi kecil-kecil.

Singkat cerita, bangsa burung bergotong-royong membawa potongan-potongan
batu tsb. ada yg berjalan berjingkat-jingkat, ada yg setengah berlari dan
ada pula yg berlari kelewat kencang sehingga terlihat agak melayang
sesekali.

Perjalan panjang dan melelahkan melewati lembah dan bukit, rawa dan laut,
ngarai dan hutan belantara. Tidak ada rasa sesal sekalipun, bangsa burung
tetap bersemangat memikul tanggungjawabnya. Semakin lama bangsa burung
semakin lihai membawa bebannya dan terasa bisa berlari cepat dan
mengambang, bahkan mulai tumbuh sayap-sayap mungil dan semakin lama
semakin kuat menopang tubuhnya untuk melayang dan terbanglah bangsa
burung! akhirnya mereka memiliki sayap yg tidak dimiliki bangsa hewan
lain.

Demikianlah akhirnya sampai sekarang bangsa burung bisa terbang tinggi
melanglang buana, mereka memiliki apa yg tidak dimiliki bangsa hewan lain.

Yg bisa kita ambil pelajaran adalah mengambil sebuah tanggungjawab akan
mengasah kita menjadi lebih terampil dan memiliki skill tinggi dibanding
orang lain yg tidak berani mengambil tanggungjawab yg sudah merasa nyaman
dengan status quo-nya.

Selamat berkarya. 
 
(disarikan dan disunting penulis dr siaran smartfm jkt 95.9 "morning ethos" by Jansen Sinamo) 

Pasti ada Solusi!

Ada sebuah cerita pendek, semoga menggugah semangat kita hari ini.

Elang dan Kendi

Dikisahkan ada seekor elang yg sedang melanglang angkasa dan dalam sebuah
kesempatan dia merasa kehausan yg amat sangat sampai lehernya terasa
tercekik. Karena tidak ditemukan sumber air, maka dia terus terbang
mancari air sambil menahan haus. Dari angkasa dia lihat ada sebuah kendi
tergeletak di atas tanah, maka serta merta dia turun dan menghampiri kendi
tsb., dia intip isinya ternyata air yg dia cari-cari! Dia mencoba
memasukkan paruhnya ke dalam kendi tapi tidak berhasil! berkali-kali
dicoba namun gagal! Aha...dia lihat ada batu-batu kerikil berserak di
sekitar kendi tsb, kemudian dengan paruhnya dia masukkan batu kerikil satu
persatu ke dalam kendi tsb. dan....dia lihat permukaan air di dalam kendi
tsb. semakin naik mendekati ujung kendi! dia bersorak! dia masukkan lagi
batu kerikil sampai akhirnya air kendi tsb. mendekati permukaan kendi
dan....dia sekarang bisa meminum air tsb. sampai hilang rasa hausnya.

Begitulah, setiap masalah pasti ada solusinya dan kita manusia sebenarnya
sudah diberikan perangkat lengkap dan kemampuan oleh-Nya, tinggal kita
dayagunakan. Jangan biarkan persoalan menekan kita, menakuti-nakuti kita
dan apalagi jadi putus asa, jangan biarkan masalah memperbudak kita dengan
ketakutan yg berlebih.
 
(disarikan dan disunting penulis dr siaran smartfm jkt 95.9 "morning ethos" by Jansen Sinamo)