Minggu, 26 Januari 2020

Berbelanja Kebaikan

Manusia adalah makhluk sempurna, Allah membekali manusia lengkap dengan hardware dan software terbaik. Allah berikan pula manusia tempat tinggal di bumi lengkap dengan segala ragam kebutuhan mulai dari panas matahari, air, udara, bahan tambang, aneka buah-buahan, aneka tumbuhan obat, aneka hewan, dan segala sumber daya lainnya. Pendek kata manusia sejak diturunkan di muka bumi sebagai khalifah tinggal mengelola aneka pemberian Allah tsb. dengan tetap mengabdi sebagai hamba yang baik, beribadah dengan sebaik-baiknya.

Lengkap sudah bekal manusia, kini dengan kemampuan akal budi manusia bisa memenuhi ragam kebutuhan dan bahkan keinginannya. Manusia kini mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya dalam perjalanan hidupnya. Banyak orang mengatakan bahwa kehidupan kita di bumi layaknya seorang musafir dalam perjalanannya ke akhirat. Tentu dalam perjalanan banyak hal terjadi pada kita, perjumpaan dengan beragam orang seperjalanan yang ditakdirkan dalam satu frame waktu dan peran yang bersinggungan dengan kita, seperti dalam sebuah episode drama atau sandirawa. Bukankah kehidupan seperti sebuah sandiwara? sebuah pertemuan peran yang bukan kebetulan namun sudah ada dalam skenario-Nya. Oleh karenanya, keliru kalau seorang pejabat mengatakan kalau dia kebetulan sedang menjabat suatu jabatan, tidak ada yang kebetulan! " dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)...." (al-An'aam: 59)

Sebagai seorang musafir kita pasti telah dan akan terus singgah di banyak tempat, dari satu tugas ke tugas lainnya. Kita bertemu dengan banyak orang berbeda dari satu tugas ke tugas lainnya. Di saat inilah kita seyogyanya banyak berbuat kebaikan walau hanya memberi sebuah senyuman. Kita beli kebaikan sebanyak-banyaknya dengan bekal yang kita punya, harta yang kita kumpulkan dan ilmu yang kita miliki sebagai mata uang kita. Bahkan kita berikan dan amalkan bekal kita berupa harta dan ilmu sebagai kebaikan kepada orang lain agar dapat dimanfaatkan. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.

Pendek kata kita membeli kebaikan layaknya kita berbelanja. Belanja kebaikan artinya kita beli apa saja kebaikan orang lain dan alam sekitar dan lalu kita berikan pula kebaikan kita kepada orang dan pada alam sekitar. Belanjakan kebaikan kita sampai habis di tempat-tempat yang kita singgahi, begitu pula ketika kita sampai pada tempat singgah yang baru, kumpulkan kebaikan sebanyak-banyaknya dan belanjakan sampai habis pula. Dengan demikian kita akan dapati kebaikan di setiap tempat, tidak ada tempat untuk menebar keburukan karena kita berjalan layaknya magnet kebaikan, dimanapun kebaikan akan melekat kepada kita. 

Hukum tarik menarik mengatakan bahwa yang positif akan menarik yang positif dan sebaliknya. Kalau kita berbuat kebaikan maka hanya kebaikanlah yang akan bersama kita dan sebaliknya kalau kita berbuat buruk makan keburukan akan selalu bersama kita, maka tidak heran aneka kebaikan dan keberuntungan akan selalu bersama orang-orang baik dan sebaliknya keburukan akan menjauh.

Per tanggal 22 Januari 2020, perjalanan hidup saya singgah sebentar di Kemenristek/BRIN sebagai Kepala Bagian Komunikasi Publik. Bismillah...semoga tetap istiqomah berbelanja kebaikan. Kebaikan pasti kembali menjadi kebaikan pada penebarnya, kini nanti atau di akherat kelak. Aamiin YRA.


Bismillah...
Terima kasih PM