Minggu, 24 April 2022

InnoAI Solusi Cerdas, Bahtera Besar Mimpi Besar

Banyak ide berseliweran selama pandemi COVID-19, banyak mimpi sukses dengan ide-ide tersebut, namun mimpi hanya sebatas mimpi bila tidak diwujudkan! harus bangun dan bergerak mewujudkannya. Dalam mewujudkan mimpi ini, di samping perlu tekad kuat, maka perlu juga "bahtera" untuk mewadahi segenap tekad dan sumber daya untuk berlayar menuju "pulau sukses".


InnoAI Solusi Cerdas

Dan, dalam sebuah perenungan panjang, ketemulah sebuah nama yang merepresentasikan gambaran ide, mimpi, dan kira-kira bidang yang akan digeluti. InnoAI Solusi Cerdas yang menggambarkan semangat inovasi yang dilakukan dengan cerdas sebagai sebuah solusi dalam kehidupan manusia.

Sesuai namanya, InnoAI ini akan berkutat pada bidang hasil inovasi teknologi berbasis pada kecerdasan artifisial (AI) yang diharapkan menjadi solusi cerdas aneka kebutuhan manusia hidup di masa kini dan mendatang. Mengapa berbasis AI? ya ke depan peran manusia untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tanpa melibatkan emosi atau perasaan sudah bisa digantikan mesin dengan kecerdasan artifisial, manusia tinggal melakukan pekerjaan-pekerjaan "terhormat" sesuai dengan kodratnya dibekali bukan hanya kecerdasaan "otak" saja namun dengan intuisi  dan imajinasi yang tidak bisa dilakukan oleh mesin atau robot sekalipun dengan AI.

InnoAI sebagai produsen inovasi akan terus berinovasi tanpa henti, terus menghasilkan inovasi-inovasi baru tiada akhir atau infinity sehingga tak heran logo perusahaannya juga didasari dengan simbol infinity, tidak terbatas dan tak terhingga dan bola mata yang selalu mencari dan menemukan inovasi-inovasi baru.


Selamat datang InnoAI Solusi Cerdas, semoga mampu berkiprah di bidang teknologi berbasis AI di tanah air dan global.

Kamis, 21 April 2022

HappyU, Happiness is Yours

Ulang tahun sebagai peristiwa universal

Seorang bocah perempuan kadung senang dijanjikan oleh ayahnya sebuah hadiah boneka dan kue ulang tahun, pada akhirnya karena ayahnya terkena PHK saat pandemi COVID-19 tidak bisa lagi memenuhi janjinya merayakan ulang tahun putrinya. Dan terpaksa sang ayah tidak berani muncul di hari ulang tahun anaknya.

Oleh sang nenek, pada hari ulang tahun si bocah ini disiapkan "kue" ulang tahun dan lilin dengan sederhana. Sebuah lilin ditaruh di atas panci yang dibalikkan menyerupai kue tart dan dua buah pisang diletakkan mengelilingi lilin di atas panci terbalik tadi. Dan hanya dengan cara sesederhana itu saja sang bocah sudah bisa tersenyum bahagia tak terkira. Duh bagaimana rasa bahagia si bocah perempuan ini bila janji ayahnya yang sudah menjadi impiannya berbulan-bulan kalau dapat terwujud nyata? pastinya super bahagia!.

Cerita di atas menggambarkan bahwa tidak semua orang beruntung bisa merayakan hari bahagianya, mungkin jutaan orang di planet bumi kita ini yang tidak beruntung karena berbagai masalah. Ulang tahun hampir dirayakan semua bangsa di bumi ini dari ujung benua Afrika sampai Amerika, dari kutub selatan sampai orang di kutub utara, pendek kata merayakan hari ulang tahun sudah menjadi budaya universal.


Kekuatan netizen

Cerita anak dan nenek yang merayakan ulang tahun dengan cara sederhana di atas akhirnya viral di media sosial, dan setelah ini banyak netizen yang terharu dan mau berbagi dengan mengirimkan hadian dan kue ulang tahun kepada bocah tadi. Momen ulang tahun pun akhirnya bisa dirayakan ulang dengan kue ulang tahun sungguhan dan hadiah sesuai dengan impiannya yaitu sebuah boneka dari netizen.

Apa sih di zaman sekarang yang tidak diwujudkan dengan didukung beramai-ramai? contoh cerita di atas menggambarkan kekuatan netizen bersama-sama mewujudkan impian si bocah saat hari ulang tahunnya. Kekuatan sosial netizen ini kalau bisa dikelola akan menjelma menjadi "jin" yang bisa mengabulkan apa saja permintaan orang, asal dilakukan dengan baik dan benar berdasarkan trust.

Maka tidak heran, sekarang ini bermunculan platform penggalangan dana seperti kitabisa.com atau berbuatbaik.id yang mampu mengelola kekuatan netizen berupa sumbangan/donasi untuk membantu orang-orang yang membutuhkanya, misalnya untuk berobat dan keperluan kemanusiaan yang lain.


HappyU, happiness is yours 

Kebahagiaan milik Anda semua

Nah, terilhami oleh kisah bocah viral ini dan kekuatan netizen yang bisa membantu mewujudkannya, maka timbullah ide menciptakan platform penggalangan dana khusus untuk mewujudkan mimpi orang-orang yang berulang tahun atau meratakan hari bahagia namun tidak sanggup mewujudkannya sendiri, yaitu HappyU sebuahide yang lahir dalam masa pandemi COVID-19 di sela-sela Work From Home (WFH).

HappyU akhirnya terlahir sebagai platform penggalangan dana tersebut. Apakah sama persis denagan cara penggalanan dana yang sudah ada? tentu tidak! HappyU dirancang sebagai platform social-commerce! tidak sepeti platform yang sudah ada yaitu 100%  crowd funding. Apa itu? HappyU selain bermisi sosial dengan cara donasi para member lain atau donatur dikombinasi dengan jurus pemasaran di dunia bisnis/komersial yaitu dengan cara turut mereferesnikan produk merchant anggota HappyU kepada orang lain.

Selain member bisa mendapatkan donasi dari member yang lain atau donatur tetap dan top up dana sendiri dalam bentuk poin, member juga dapat mereferensikan produk merchant kepada orang lain, dan bila terjadi transaksi maka member yang mempromosikan akan mendapatkan poin yang dapat digunakan untuk menebus barang impiannya. Makin banyak mereferensikan kepada orang lain dan terjadi transaksi, akan makin banyak poin perolehannya. Bila poin-nya sudah cukup jumlah sesuai jumlah poin yang diinginkannya, maka pada saat hari ulang tahun, barang yang diinginkannya dapat diklaim dan akan dikirim HappyU kepadanya.

Pendek kata, HappyU akan membantu mewujudkan kebahagiaan orang sesuai dengan  impiannya pada saat ulang tahun atau pada peristiwa bahagia yang lain sepertil ulang tahun pernikahan dll. tidak terbatas pada barang, bisa juga paket liburan atau tour keagamaan seperti haji dan umrah atau ziarah keagamaan yang lainnya. Ke depan bisa saja HappyU go internasional dengan mewujudkan kebahagian ulang tahun anak-anak Palestina, Afganistan, dan semua bangsa di planet bumi ini.

HappyU sekarang ini masih dalam pengembangan  (progress 95%) versi aplikasi berbasis web (versi dummy di www.happyu.id) dan mobile apps untuk OS Android. HappyU dalam waktu dekat siap untuk dipresentasikan kepada calon investor potensial agar HappyU langsung bisa "ngegas" sejajar dengan platform startup digital lainnya.

Bismillah, semoga HappyU benar-benar terwujud dan dapat mewujudkan kebahagian orang banyak...Aamiin YRA.


                                                    HappyU mobile apps versi beta 1.0

HIjrah, Mempersiapkan Bahtera Baru


Mulai dari NOL 

Perubahan-perubahan berjalan cepat dan menggilas siapa saja, termasuk saya nantinya. Kemenristek digabung dengan Dikti (Kemdikbud) menjadi Kemenristekdikti (2015-2019), lalu bubar menjadi Kemenristek/BRIN, bubar lagi tinggal hanya BRIN yang merupakan "integrasi" Kemenristek dengan 4 LPNK (BATAN, LIPI, BPPT, dan LAPAN) serta lembaga litbang kementerian lainnya. 

Saya sendiri, saat Kemenristek digabung dengan Dikti (Kemendikbud) ditempatkan di Dikti (selanjutnya disebut Ditjen Belmawa), setelah bubar saya dikembalikan lagi ke Kemenristek/BRIN, setelah tinggal hanya BRIN saya tetap tinggal sampai sekarang ini.

BRIN dengan pegawai lebih dari 10 ribu (dan akan terus tertambah seiring bergabungnya lembaga litbang kementerian) menjadi kapal besar dan masih baru ini bisa saja oleng tidak kuat menampung begitu banyak orang, atau oleng karena diterpang angin badai di lautan "politik" yang akan semakin ganas pada periode berikutnya. Organisasi modern yang diharapkan agile ini berpeluang bubar senasib seperti pendahulunya, entah akan menjadi apa lagi apabila tidak hati-hati mengelola aneka isu yang menerpanya saat ini.

Pendek kata, perubahan-perubahan ini mengombang-ambingkan para pegawainya, termasuk saya, sebentar menjadi kepala bagian, sebentar kemudian menjadi koordinator, lalu dijadikan pejabat fungsional dan menjadi staf pelaksana. Perubahan memang sunnatullah, namun keserampangan caranya menjadikan perubahan ini mengarah pada "dustruktif" dan mengurangi kemanfaatannya, karena melibas tatanan struktural dan sosial dalam organisasi yang berakibat pada munculnya sikap apatis dan "masa bodoh" dan hal ini bukan yang diinginkan dalam perubahan. Perubahan seolah menenggelamkan semua yang ada, personil besertanya mimpi-mimpinya dan semua serasa mulai dari NOL lagi.


Hijrah sebagai Sunnatullah

Sebagai insan terdidik, tentu saja situasi ini menjadikan terbukanya pikiran untuk membuka opsi lain dan mempersiapkan langkah-langkah antisipatif bilamana situasinya tidak membaik dan bahkan akan menenggelamkan diri kita.

Organisasi boleh runtuh dan tenggelam karena tidak kuat menahan bebannya sendiri atau sebab tak mampu menahan topan badai, namun personil yang mawas dan waras tentu harus membuka lebar-lebar opsi untuk "hijrah" atau pindah. Hijrah bukan hal tabu, berhijrah merupakan praktik yang sudah pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju Madinah, ketika kaum muslimin di Mekkah mendapatkan berbagai tekanan dan siksaaan pada awal kenabian. Dan hijrah ini pada akhirnya menjadi tonggak awal kesuksesan dan berkembangnya agama Islam ke seluruh dunia sampai sekarang ini.

Hijrah bisa saja dengan berpindah ke bahtera lain atau kalau mampu membuat bahtera sendiri agar bebas berlayar menuju pulau harapan, karena masa depan keluarga tidak bisa 100% dipercayakan pada organisasi "percobaan" ini.

Kalau sudah waktunya berhijrah, bismillah saja dan bertawakkal.

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ
Fa iza ‘azamta fa tawakkal ‘alallah
“Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah" (QS 3: 159)

Rabu, 29 Desember 2021

Pandemi Membuka Aneka Kesempatan

Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia pada awal tahun 2020 termasuk Indonesia yang terdeteksi pada sekitar Maret 2020, banyak hal terjadi di dunia, mulai dari dampak ekonomi dengan tutupnya banyak perusahaan, tutupnya sentra-sentra ekonomi masyarakat seperti pasar dan mall, tempat-tempat berkumpulnya masyarakat seperti bioskop, tempat karaoke, hotel, dan restoran. Pun tempat-tempat pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi juga terdampak, tutup. Tatanan kehidupan sosial masyarakat pun terdampak  seperti dibatasinya atau bahkan dilarangnya pertemuan dan kegiatan masyarakat seperti hajatan pernikahan, sunatan, sampai arisan di RT-RW pun terdampak. Walhasil sektor ekonomi, pendidikan, dan sosial semua terdampak.

Nah mulailah apa yang dulu belum pernah terbayangkan, ekonomi tetap merangkak walau susah payah dengan hadirnyanya layanan serba online, mulai dari pasar online, toko online sampai pada pengantarannya pun bisa dipesan secara online. Pun di dunia pendidikan, pembelajaran online mulai dijalankan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, walhasil walaupun pandemi beberapa sentra ekonomi digital dan dunia pendidikan masih bisa berjalan walau belum sempurna namun setidaknya memaksa apa yang selama ini sudah diwacanakan akhirnya menjadi nyata oleh pandemi.

Secara makro, mungkin terlihat semua sektor terdampak dengan melihat angka pertumbuhan ekonomi 2020 Indonesia -2.07% ( BPS) sementara angka pertumbuhan ekonomi global juga berkontraksi sampai -4.9% (WEO, per Juni 2020), namun beberapa sektor ekonomi kreatif terus tumbuh karena ditopang pemanfaatan teknologi digital.

Kita tidak pernah membayangkan petani buah dan sayur bisa langsung memasarkan hasil panennya secara online di berbagai marketplace, ibu-ibu rumah tangga bisa menjual masakan "dapur" sehari-hari melalui aplikasi-aplikasi layanan delivery order seperti GoFood dan Grab, dan pembelinya bisa dari kota bahkan pulau lain. Belum lagi aneka hasil kerajinan skala rumah tangga, produk-produk desain khusus satuan seperti kaos, cangkir, dan banyak ragam lainnya bisa dijual online di berbagai marketplace seperti tokopedia, bukalapak, blibli, shopee, lazada dan lain-lain dengan pembeli bisa dari mancanegara.

Pendek kata, bersamaan kesulitan karena pandemi COVID-19 ada banyak kemudahan atau peluang (QS Al- Insyirah : 5), ada kreatifitas dan jalan-jalan baru yang dulunya tidak pernah ada dan terpikirkan kini menjadi cara baru dan memudahkan transaksi dan akhirnya bisa menggerakkan roda ekonomi, maka tidak heran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 sudah bergerak positif 3.51% pada kuaral ke-3 tahun 2021. Ekonomi global diproyeksikan juga tumbuh positif 5.8%- 5.9%. Pandemi telah membuka aneka peluang usaha dan kesempatan baru, tinggal kita menyikapinya bagaimana, memanfaatkan atau menjadi penonton belaka.

Siapa yang berpikir positif dan kreatif akan mampu menangkap peluang dan mewujudkannya menjadi usaha baru.

Selamat membuka dan memanfaatkan aneka peluang baru!

Minggu, 26 Januari 2020

Berbelanja Kebaikan

Manusia adalah makhluk sempurna, Allah membekali manusia lengkap dengan hardware dan software terbaik. Allah berikan pula manusia tempat tinggal di bumi lengkap dengan segala ragam kebutuhan mulai dari panas matahari, air, udara, bahan tambang, aneka buah-buahan, aneka tumbuhan obat, aneka hewan, dan segala sumber daya lainnya. Pendek kata manusia sejak diturunkan di muka bumi sebagai khalifah tinggal mengelola aneka pemberian Allah tsb. dengan tetap mengabdi sebagai hamba yang baik, beribadah dengan sebaik-baiknya.

Lengkap sudah bekal manusia, kini dengan kemampuan akal budi manusia bisa memenuhi ragam kebutuhan dan bahkan keinginannya. Manusia kini mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya dalam perjalanan hidupnya. Banyak orang mengatakan bahwa kehidupan kita di bumi layaknya seorang musafir dalam perjalanannya ke akhirat. Tentu dalam perjalanan banyak hal terjadi pada kita, perjumpaan dengan beragam orang seperjalanan yang ditakdirkan dalam satu frame waktu dan peran yang bersinggungan dengan kita, seperti dalam sebuah episode drama atau sandirawa. Bukankah kehidupan seperti sebuah sandiwara? sebuah pertemuan peran yang bukan kebetulan namun sudah ada dalam skenario-Nya. Oleh karenanya, keliru kalau seorang pejabat mengatakan kalau dia kebetulan sedang menjabat suatu jabatan, tidak ada yang kebetulan! " dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)...." (al-An'aam: 59)

Sebagai seorang musafir kita pasti telah dan akan terus singgah di banyak tempat, dari satu tugas ke tugas lainnya. Kita bertemu dengan banyak orang berbeda dari satu tugas ke tugas lainnya. Di saat inilah kita seyogyanya banyak berbuat kebaikan walau hanya memberi sebuah senyuman. Kita beli kebaikan sebanyak-banyaknya dengan bekal yang kita punya, harta yang kita kumpulkan dan ilmu yang kita miliki sebagai mata uang kita. Bahkan kita berikan dan amalkan bekal kita berupa harta dan ilmu sebagai kebaikan kepada orang lain agar dapat dimanfaatkan. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.

Pendek kata kita membeli kebaikan layaknya kita berbelanja. Belanja kebaikan artinya kita beli apa saja kebaikan orang lain dan alam sekitar dan lalu kita berikan pula kebaikan kita kepada orang dan pada alam sekitar. Belanjakan kebaikan kita sampai habis di tempat-tempat yang kita singgahi, begitu pula ketika kita sampai pada tempat singgah yang baru, kumpulkan kebaikan sebanyak-banyaknya dan belanjakan sampai habis pula. Dengan demikian kita akan dapati kebaikan di setiap tempat, tidak ada tempat untuk menebar keburukan karena kita berjalan layaknya magnet kebaikan, dimanapun kebaikan akan melekat kepada kita. 

Hukum tarik menarik mengatakan bahwa yang positif akan menarik yang positif dan sebaliknya. Kalau kita berbuat kebaikan maka hanya kebaikanlah yang akan bersama kita dan sebaliknya kalau kita berbuat buruk makan keburukan akan selalu bersama kita, maka tidak heran aneka kebaikan dan keberuntungan akan selalu bersama orang-orang baik dan sebaliknya keburukan akan menjauh.

Per tanggal 22 Januari 2020, perjalanan hidup saya singgah sebentar di Kemenristek/BRIN sebagai Kepala Bagian Komunikasi Publik. Bismillah...semoga tetap istiqomah berbelanja kebaikan. Kebaikan pasti kembali menjadi kebaikan pada penebarnya, kini nanti atau di akherat kelak. Aamiin YRA.


Bismillah...
Terima kasih PM
                                                 

Jumat, 27 September 2019

Kerja Apa Anak-Anak Kita Nanti?



 Dua puluh tiga juta pekerjaan akan hilang , McKinsey & Company merilis laporan terbarunya mengenai otomasi dan masa depan pekerjaan di Indonesia. Laporan tersebut menyajikan hasil kajian tentang pekerjaan yang bakal hilang, muncul, dan berubah di masa depan.

"Secara global, McKinsey memperkirakan bahwa 60% dari semua pekerjaan, memiliki sekitar 30% aktivitas pekerjaan yang dapat diotomatisasi." Jenis pekerjaan yang rentan digantikan otomasi di antaranya pemrosesan data atau data entry, petugas payrolltransaction processors, hingga operator mesin.

Terkait dengan pernyataan disaat dapat melihat dari terjadinya revolusi industri, revolusi industri pertama atau 1.0 dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai dengan penemuan mesin uap untuk upaya peningkatkan produktivitas yang bernilai tinggi. Pada revolusi industri kedua atau 2.0 dimulai pada tahun 1900-an. Revolusi industri 2.0 ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik, revolusi yang kedua ini terkait dengan teknologi di lini produksi. Kemudian, di era revolusi industri ketiga atau 3.0, saat otomatisasi ( robotic) dilakukan pada tahun 1970 atau 1990-an hingga saat ini karena sebagian negara masih menerapkan industri ini. Pada revolusi industri keempat atau 4.0, efisiensi mesin dan manusia sudah mulai terkonektivitas dengan internet of things.

Ditiap revolusipun terjadi permasalahan yang terkait dengan SDM yang bekerja juga bagaimana produk dapat tercipta dengan waktu yang singkat, human error yang minim dan juga kualitas produk yang diakui. Dan kesemua ini tidak dapat terlepas dari supply and demand dari masyarakat.

Terdapat konsep ABG+C yaitu academy, business, government plus community, dalam setiap perkembangan di industry, keempat dimensi ini saling terkaitkan bila ada yang tertinggal maka akan terjadi penimpangan. Dan penimpangan yang dimaksud disini adalah ketidaksiapan SDM dalam bekerja sehingga mempercepat proses otomatisasi di industry dikarenakan pihak industry lebih mempercayai robot karena melihat dari maintenance yang lebih mudah dan  kualitas dari hasil produksi yang yang seragam. Ataupun industri yang belum siap menerima pekerja dari lulusan tertentu hanya karena belum adanya kebutuhan profesi tersebut.

Diprediksikan di tahun 2030 akan terjadi penggantian pekerja manusia menjadi robot untuk dapat menanggulanginya, bila dilihat dari prediksi tahunnya maka pada tahun tersebut orang- orang yang terdapat di Generi Z dan Alpha lah yang akan memasuki umur produktif.
 Di 2019 terdapat 20 keahlian yang sedang dicari ataupun diminati antara lain :

1.      Cloud Computing
2.      Artificial Intelligence
3.      Analytical Reasoning
4.      People Management
5.      UX Design
6.      MobileApplication Development
7.      Video Production
8.      Sales Leadership
9.      Translation
10.  Audio Production
11.  Natural Language Processing
12.  Scientific Computing
13.  Game Development
14.  Social Media Marketing
15.  Animation
16.  Business Analysis
17.  Journalism
18.  Digital Marketing
19.  Industrial Design
20.  Competitive Strategies

Dengan melihat perkembangan ini dapat diprediksikan program studi yang akan menjadi unggul dan paling dicari di masa depan.

Managing Partner Indonesia and President-Director, McKinsey Indonesia Phillia Wibowo mengatakan "Indonesia perlu fokus meningkatkan pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk mengajarkan keterampilan, memberikan keterampilan baru dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja untuk era kerja yang baru," Dia bilang keterampilan teknologi akan lebih diminati. Tetapi akan ada juga peningkatan kebutuhan atas keterampilan sosial dan emosional, serta keterampilan kognitif yang lebih tinggi.

Bila dikaitkan dengan pernyataan diatas mengenai Skill, hardskill ataupun Softskill. Pihak yang menyediakan adalah lembaga pendidikan terkhususnya perguruan tinggi dan bila membicarakan tentang skill tertentu yang siap untuk menerapkan adalah pendidikan vokasi. Program Vokasi adalah program pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menetapkan keahlian dan ketrampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global.

Secara umum pendidikan vokasi (program diploma) bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tenaga ahli profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Kamis, 26 September 2019

Menyiapkan Generasi Z

Konon seorang mahaguru di zaman kerajaan nusantara dikirim rajanya ke masa depan (masa sekarang) dalam rangka benchmarking sistem pembelajaran dan mendarat di sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Beliau berjalan di lorong kampus dan melihat ruang kelas perkuliahan.

Dalam pengamatannya, beliau heran sekali mengapa di zaman sekarang yang sudah modern didapati kenyataan cara pengajaran yang tidak jauh berbeda dengan cara di zaman kerajaan di masanya. Beliau melihat seseorang berada di posisi terdepan kelas dan menghadap ke sebagian besar orang di ruangan tersebut. Seseorang tersebut berbicara dan sebagian besar orang mendengar dan menulis. Beliau heran sekali karena sama dengan cara beliau memberikan pengajaran kepada murid-muridnya di padepokan. Setelah kembali ke masanya, sang mahaguru melaporkan kepada raja bahwa pengajaran di kerajaan sudah sesuai dengan masa modern jadi tidak perlu dilakukan perubahan apa-apa. Setengah tidak percaya, raja berkerut dahinya dan menanyakan alamat surel rektor yang dikunjungi sang mahaguru...he he he.

Tentu cerita di atas adalah fiktif namun bila dicermati bersama faktanya, maka masih begitulah cara kita mengajar di zaman sekarang dan secara filosofis tidak beda jauh dengan zaman baheula. Materinya memang berbeda namun caranya masih kuno walau sekarang didukung dengan teknologi layar LCD tanpa kapur tulis dan papan tulis namun hakekatnya sama, posisi sentral di guru dan posisi sebagai penerima pengajaran adalah murid. Ada yang menjadi pengantar sumber ilmu dan ada yang menerima ilmu.

Lalu seharusnya seperti apa sistem pendidikan masa mendatang? pendidikan lebih personalized, lebih pada pemenuhan kebutuhan peserta didik. Peserta didik menentukan obyek pembelajarannya dan terlibat dalam merencanakan kurikulum atau package-nya. Bayangkan seperti seseorang ke supermarket dan secara swalayan memilih sendiri bahan-bahan makanan yang hendak dimasak sesuai menu yang direncanakan, begitulah peserta didik di masa mendatang, mereka sudah memiliki rencana mau bekerja di bidang apa dan belajar apa lalu memilih sendiri materi pelajaran atau mata kuliah apa yang perlu diambil dan dipelajari sesuai kebutuhan di tempat pekerjaan.

Di zaman itu sumber ilmu bisa dari mana saja (big data, internet, perpustakaan virtual, alam, dan masyarakat) dan yang belajar bukan hanya murid namun guru juga ikut dalam proses belajar, long life learning, artinya guru secara status sudah tidak nyata alias kabur karena lebih tepatnya sebagai fasilitator. Tempat belajar tidak lagi bersekat kelas seperti sekarang, ruangnya bisa maya dan diakses darimana saja, di tempat kerja, di rumah, di alam dan kapan saja.


Generasi Y
Siapa generasi Z GenZ? generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 masehi. GenZ adalah generasi setelah GenY, generasi ini peralihan GenY dengan teknologi yang makin berkembang. GenZ beberapa diantaranya adalah keturunan GenX dan GenY. Di antara ciri GenZ adalah suka berkomunikasi sosial melalui jejaring sosial, lebih mandiri dari generasi sebelumnya, terbiasa multitasking dalam beraktifitas, serta kurang berkomunikasi verbal.


Bagaimana menyiapkan GenZ? skill yang dibutuhkan GenZ adalah keterampilan sosial, kompetensi kemudahan berinteraksi dengan bebagai budaya, literasi baru (literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia), dan kemampuan belajar sepanjang hayat dengan mengembangkan kemampuan 4 C (critical thinking, commucation, collaboration, dan creativity) melalui kurikulum adaptif dan fleksibel.

Siapkan diri menyongsong era baru....man jadda wa jada (barang siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil).