Selasa, 09 Januari 2018

Kekuatan Do'a Ibu

Mimilih Berjalan di Jalan-Nya

Sebagai seorang pemimpin keluarga, visi misi keluarga saya sejak awal sudah jelas bahwa visi keluarga adalah sukses dunia dan akhirat. Misi saya adalah memastikan bahwa kami sekeluarga dan sampai anak cucu bisa sukses di dunia dan di akhirat.

Ketika usai kelulusan sekolah menengah pertama, kami rencanakan anak pertama saya masuk pesantren modern. Dari segi nilai, hasil UN sangat memuaskan dan bahkan ketika saya daftarkan nilainya di sistem penerimaan siswa baru di SMA daerah Salemba yang terkenal itupun masih masuk. Namun tekad saya untuk memasukkan anak saya ke pesantren sudah bulat, karena alasan satu-satunya adalah dalam rangka mencapai visi keluarga. Di Jakarta sangatlah rawan masalah pergaulan, mungkin kami bisa mengawasinya di rumah namun ketika di luar rumah? masa SMA adalah masa-masa yg rawan karena anak dalam masa remaja dan sedang banyak mencoba dalam rangka menemukan jati diri. Walaupun di SMA juga ada pelajaran agama, namun saya merasakannya masih sebatas kulit-kulitnya dan praktiknya dalam keseharian sebagai faktor terpenting dalam membentuk karakter tidak terjamah.

Di SMA pada umumnya akan banyak kegiatan anak di luar rumah ketika banyak tugas sekolah dan ini rawan disalahgunakan anak-anak. Kami berpikir kalau di pesantren, maka anak-anak berada pada lingkungan yang kondusif dan intensif dalam mempraktikkan ajaran agama yang sudah diperoleh di bangku sekolah. Andaipun banyak kegiatan sekolah, anak hanya berputar-putar kegiatannya tidak jauh dari lingkungan pesantren yang sudah kami yakini sampai saat ini adalah lingkungan terbaik. Anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan agama namun juga dibekali ilmu-ilmu umum sebagaimana kurikulum di SMA sehingga anak lebih lengkap pengetahuannya.

Namun sekali lagi tidak mudah untuk meyakinkan anak dan istri ketika rencana ini akan dilakukan, bahkan guru-guru SMP dan wali murid kenalan juga rada heran dan bertanya-tanya bahkan mempengaruhi anak saya. Sekali lagi ini adalah masalah pilihan, kami sekeluarga sudah meyakini dan memilih bahwa bersekolah ke pesantren adalah dalam rangka meniti jalan-Nya. Kami percaya Allah tidak akan membiarkan hamba yang berjalan di jalan-Nya akan dalam kesulitan, PASTI akan ditolong, itu keyakinan kami sekeluaga walaupun terkadang gamang dan tugas saya adalah selalu meyakinkan anggota keluaga. Banyak yang sangsi kualitas dan nanti hasilnya, anak saya juga ragu apalagi kalau nanti gagal masuk ke PTN favorit.

Kurangnya kualitas pengajaran ilmu umum sejak awal kami sadari dan kami sampaikan ke anak saya bahwa nanti kekurangan ilmu umum akan ditutupi 2-3 bulan bimbingan belajar di Jakarta sebelum ikut ujian masuk PTN dan ukuran sukses dengan masuk PTN juga saya sampai tidak harus di tahun kelulusan, bisa juga tahun berikut dan setahun bisa diisi dengan bimbel dan kursus-kursus lain seperti TOEFL dan lain-lain. Pendek kata saya harus meyakinkan anak saya agar dengan kesadaran meniti jalan-Nya dan pertologan-Nya pasti datang dari jalan mana saja.

Perjalanan Spiritual

Ketika jalan serasa buntu dan kami rasakan hanya Dia yang bisa menolong, maka untuk kedua kalinya saya mendekati-Nya dengan berkunjung ke baitullah, kami berdua bermunajat memohon diberi kekuatan dan jalan terbaik bagi anak-anak kami.

Bersama dengan 40 orang rombongan, kami mengisi hari-hari dengan ibadah dan berdoa.  Di tempat-tempat mustajab seperti di multazam, hijr ismail, dan roudloh kami berdoa memohon agar anak kami diberi kemampuan dan kemudahan dalam tes masuk perguruan tinggi. Pengalaman menunjukkan bahwa berdoa adalah kekuatan kami ketika semua usaha sudah dijalankan. Dan alhamdulillah selama ini berdoa di tempat-tempat tersebut hasilnya tidak mengecewakan dan terbukti diijabah Allah SWT (baca bergerak adalah sunnatullah).

Doa Seorang ibu

Kami berdua berdoa di tempat yang sama, hanya saja berbeda permohonan dimana anak kami akan kuliah. Saya berdoa agar anak saya bisa menimba ilmu di Yogyakarta dengan harapan bisa mendapatkan pengalaman hidup yang lebih "hidup", mengingat di kota gudeg tsb. bermacam perguruan tinggi berada, kaya budaya, kuliner, dan tempat wisata. Hanya saja istri saya lebih memilih perguruan tinggi yang tidak jauh dari Jakarta agar bisa sering pulang atau dijenguk. Dan...bisa ditebak doa siapa yang lebih didengar dan dikabulkan! doa seorang ibu.

Dan alhamdulillah setelah mengikuti tes demi tes dan gagal, setelah harapan demi harapan menipis, keraguan dan kegalauan menyergap kami, akhirnya pertolongan yang dijanjikan-Nya hadir di kesempatan terakhir ujian mandiri. Janji-Nya PASTI ditepati. Selamat Datang di IPB! sesuai dengan doa ibunya.


Kamis, 04 Januari 2018

Selamat Menyongsong Hidup di Zaman Now

Selamat Tahun Baru 2018

Tahun sudah berganti dan zaman juga sudah berubah kekinian (now). Alquran ribuan tahun yang lalu sudah mengingatkan betapa pentingnya masa atau waktu bahkan Allah bersumpah demi waktu. Barang siapa tidak memperhatikan waktunya untuk beramal saleh maka ia akan merugi. Amal saleh terjemahnya bukan hanya ibadah syar'i namun pada semua perbuatan yang kita lakukan termasuk hablum minannaas dan amaliah lainnya.

Zaman now yang serba mudah dan cepat dengan bantuan teknologi telah merubah semua aspek dan sendi kehidupan anak manusia khususnya pada remaja generasi kini yang disebut generasi milenial. Siapapun yang tidak mau berubah atau status quo entah itu entitas bisnis maupun organisasi bakal tertinggal dan mati. 

Tak ayal lagi zaman now sudah datang, bagi entitas yang sudah bersiap sejak lama kedatangan zaman ini sangat dirindukan dan menjadi berkah tersendiri. Namun tidak bagi sebagian entitas lain yang belum bersiap diri, kehadiran zaman now menjadi momok dan walau akhirnya harus ikut  arus pun dengan persiapan diri yang tergopoh-gopoh.

Beruntung bagi entitas yang masih mau berbenah diri karena kesadarannya, karena masih ada yang hanya terbengong saja melihat kehadiran zaman now ini. Sebuah contoh bahwa perubahan telah memaksa perusahaan taxi di tanah air ikut terpukul dengan hadirnya transportasi online, perusahaan yang awalnya menolak kehadiran tekonologi zaman now dengan demontrasipun akhirnya tersadar bahwa kehendak zaman tidak bisa dihadang dan akhirnya mereka menyadari harus turut dalam arus perubahan dengan berbagi aplikasi dengan perusahaan transportasi online yang ada. Begitulah kehendak zaman, perubahan adalah sunatullah.

Pendidikan Tinggi Zaman Now

Zaman now juga berimbas pada pola pikir dan pola tindak generasi milenial dalam menentukan masa depan mereka terutama pilihan program studinya. Program studi yang menyediakan ruang kreativitas yang luas banyak diburu para generasi ini, dan perguruan tinggi suka atau tidak suka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan ini. Perguruan tinggi yang tidak siap bakal ditinggalkan dan lambat lain akan menjadi museum. Perguruan tinggi yang tidak siap akan terlindas zaman dan mati!

Pembelajaran di perguruan tinggi pun cepat atau lambat akan beradaptasi dengan kemajuan teknologi zaman now, kegiatan belajar dan mengajar tidak lagi harus dengan tatap muka di kelas, teknologi ICT (Information and Communication Technology) akan merubah itu semua dengan video conference layaknya generasi milenial ber-video call dengan teman-temannya. Dan resouces di perguruan tinggipun bisa diakses dan dimanfaatkan bersama oleh siapa saja, darimana saja dan kapan saja. Pendek kata, ruang akan memadat dan waktupun akan memendek seperti teori relativitasnya Einstein.


Bersama dan Berbagi atau Mati

Sebuah kisah yang pernah saya dengar dari sebuah siaran radio beberapa tahun yang lalu dalam perjalanan ke kantor ini bisa dijadikan pelajaran bagaimana cara menghadapai perubahan yang bisa jadi sangat ekstrim dari zaman yang pernah ada.

Di musim dingin yang ekstrim di kutub, musim yang sangat berbeda dari musim dingin sebelum-sebelumnya. Dingin yang ekstrim memaksa berbagai jenis hewan di kutub harus berjuang dari maut termasuk jenis landak kutub ini.

Landak-landak kutub ini hidup di lubang-lubang gua kutub dan karena dingin yang ekstrim akhirnya memaksa mereka harus sampai jauh memasuki lorong terdalam dalam lubang gua dan tetap saja dingin menyergap mereka dan sudah mematikan bangsa landak yang sudah berumur dan sakit. Untuk bertahan hidup, landak-landak terus bergerombol dan berdekatan satu dengan yang lain agar suhu badannya terjaga dan tidak membeku. Landak-landak saling berdekatan agar tetap hidup! namun apa daya, duri-duri di sekujur tubuh landak menyebabkan luka-luka berdarah di antara mereka. Akhinya beberapa landak yang tidak merasa nyaman dan terluka memilih memisahkan diri dan menjauh dari rombongan, dan bisa ditebak! mereka akhirnya mati beku.

Melihat hal ini, bangsa landak berembuk dan bersepakat untuk tetap berkumpul dan berdekatan seerat-eratnya adalah satu-satunya jalan, tidak ada pilihan lain agar mereka tetap hangat dan survive walau bakal ada yang terluka terkena duri landak satu dan landak lainnya. Dan benar saja, sampai musim dingin berakhir bangsa landak inilah yang masih banyak bertahan hidup dan keluar sebagai pemenang dalam seleksi alam yang ekstrim.

Tidak ada satupun orang yang sempurna, sebuah tim tidak dibangun dan diisi oleh orang-orang yang sempurna semua namun dibangun dari orang-orang yang masing-masing memiliki kekurangan. Wajar saja dalam berinteraksi satu sama lain bisa terluka dan melukai, kita tidak usah ragu dan takut berinteraksi dengan orang lain atau kelompok lain. Biarkan semua anggota kelompok berproses alamiah menjadi kuat dan tegar, saling mengisi kekurangan dan saling memberikan kelebihan. Ingat bahwa tujuan besarlah yang harus tetap menyatukan dan menjadi fokus tim.

Menghadapi perubahan zaman now, setiap entitas harus sudah bersiap dan mau bergabung dalam entitas lainnya yang lebih besar bersama-sama dalam menghadapi perubahan ini. Bersama dan Berbagi adalah kunci sukses zaman now.