Jumat, 27 September 2019

Kerja Apa Anak-Anak Kita Nanti?



 Dua puluh tiga juta pekerjaan akan hilang , McKinsey & Company merilis laporan terbarunya mengenai otomasi dan masa depan pekerjaan di Indonesia. Laporan tersebut menyajikan hasil kajian tentang pekerjaan yang bakal hilang, muncul, dan berubah di masa depan.

"Secara global, McKinsey memperkirakan bahwa 60% dari semua pekerjaan, memiliki sekitar 30% aktivitas pekerjaan yang dapat diotomatisasi." Jenis pekerjaan yang rentan digantikan otomasi di antaranya pemrosesan data atau data entry, petugas payrolltransaction processors, hingga operator mesin.

Terkait dengan pernyataan disaat dapat melihat dari terjadinya revolusi industri, revolusi industri pertama atau 1.0 dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai dengan penemuan mesin uap untuk upaya peningkatkan produktivitas yang bernilai tinggi. Pada revolusi industri kedua atau 2.0 dimulai pada tahun 1900-an. Revolusi industri 2.0 ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik, revolusi yang kedua ini terkait dengan teknologi di lini produksi. Kemudian, di era revolusi industri ketiga atau 3.0, saat otomatisasi ( robotic) dilakukan pada tahun 1970 atau 1990-an hingga saat ini karena sebagian negara masih menerapkan industri ini. Pada revolusi industri keempat atau 4.0, efisiensi mesin dan manusia sudah mulai terkonektivitas dengan internet of things.

Ditiap revolusipun terjadi permasalahan yang terkait dengan SDM yang bekerja juga bagaimana produk dapat tercipta dengan waktu yang singkat, human error yang minim dan juga kualitas produk yang diakui. Dan kesemua ini tidak dapat terlepas dari supply and demand dari masyarakat.

Terdapat konsep ABG+C yaitu academy, business, government plus community, dalam setiap perkembangan di industry, keempat dimensi ini saling terkaitkan bila ada yang tertinggal maka akan terjadi penimpangan. Dan penimpangan yang dimaksud disini adalah ketidaksiapan SDM dalam bekerja sehingga mempercepat proses otomatisasi di industry dikarenakan pihak industry lebih mempercayai robot karena melihat dari maintenance yang lebih mudah dan  kualitas dari hasil produksi yang yang seragam. Ataupun industri yang belum siap menerima pekerja dari lulusan tertentu hanya karena belum adanya kebutuhan profesi tersebut.

Diprediksikan di tahun 2030 akan terjadi penggantian pekerja manusia menjadi robot untuk dapat menanggulanginya, bila dilihat dari prediksi tahunnya maka pada tahun tersebut orang- orang yang terdapat di Generi Z dan Alpha lah yang akan memasuki umur produktif.
 Di 2019 terdapat 20 keahlian yang sedang dicari ataupun diminati antara lain :

1.      Cloud Computing
2.      Artificial Intelligence
3.      Analytical Reasoning
4.      People Management
5.      UX Design
6.      MobileApplication Development
7.      Video Production
8.      Sales Leadership
9.      Translation
10.  Audio Production
11.  Natural Language Processing
12.  Scientific Computing
13.  Game Development
14.  Social Media Marketing
15.  Animation
16.  Business Analysis
17.  Journalism
18.  Digital Marketing
19.  Industrial Design
20.  Competitive Strategies

Dengan melihat perkembangan ini dapat diprediksikan program studi yang akan menjadi unggul dan paling dicari di masa depan.

Managing Partner Indonesia and President-Director, McKinsey Indonesia Phillia Wibowo mengatakan "Indonesia perlu fokus meningkatkan pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk mengajarkan keterampilan, memberikan keterampilan baru dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja untuk era kerja yang baru," Dia bilang keterampilan teknologi akan lebih diminati. Tetapi akan ada juga peningkatan kebutuhan atas keterampilan sosial dan emosional, serta keterampilan kognitif yang lebih tinggi.

Bila dikaitkan dengan pernyataan diatas mengenai Skill, hardskill ataupun Softskill. Pihak yang menyediakan adalah lembaga pendidikan terkhususnya perguruan tinggi dan bila membicarakan tentang skill tertentu yang siap untuk menerapkan adalah pendidikan vokasi. Program Vokasi adalah program pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menetapkan keahlian dan ketrampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global.

Secara umum pendidikan vokasi (program diploma) bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tenaga ahli profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar