Black Box
Dalam dunia elektronika kalau
kita ingin merancang sebuah sistem elektronik biasanya kita andaikan sistem
tsb. sebagai sebuah kotak hitam (black box), karena kita belum tahu seperti apa detail komponen dalam sistem yang akan kita bangun, kita hanya tahu inputnya apa dan output yang
diinginkan seperti apa.
Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) sebagai sebuah sistem juga bisa juga kita bayangkan seperti black box di
atas untuk menganalisa sejauh mana antara input dan luaran yg diinginkan dengan
kenyataannya di lapangan.
Filter
Sebaik apapun sebuah sistem kita
rancang bila input yang masuk ke dalam sistem adalah sebarang input maka sistem
tidak akan menghasilkan luaran yang kita rencanakan, sistem tidak bisa bekerja
optimal dan bisa juga lumpuh. Maka kita butuh filter atau penapis sebelum input masuk ke dalam
sistem untuk menapis masukan. Hanya masukan yang sesuai dengan kriteria saja
yang bisa masuk dalam sistem agar sistem bekerja optimal dan luarannya sesuai
dengan harapan. Civitas akademika yang terlibat dalam business process di perguruan tinggi harus ditapis agar luarannya sesuai dengan perencanaan, mulai dari admisi peserta didik, dosen dan tenaga kependidikan, sampai personil cleaning service dan security...bila perlu penjual makanan di kantinpun harus ditapis untuk menghasilkan luaran yang bermutu di semua lini.
Feedback
Penyimpangan luaran dari yang
direncanakan sebenarnya bisa saja terjadi dalam sebuah sistem, bisa karena faktor
internal komponen dalam sistem yang kinerjanya menurun seiring waktu atau bisa
saja karena faktor eksternal seperti suhu ruangan yang tidak sesuai dengan
perencanaan atau juga karena interferensi sistem lain, dll. Untuk mengoreksi penyimpangan luaran dalam sistem maka
diperlukan feedback (umpan balik) pada sistem melalui sebuah unit sistem
tersendiri di luar SPMI. Feedback akan bekerja menyelaraskan antara luaran nyata dengan luaran yang diinginkan secara terus menerus sampai tidak ada lagi penyimpangan luaran. Unit feedback harus banyak belanja ide dan belajar menyerap aneka masukan dari luar untuk perbaikan luaran. SPMI harus terus berbenah diri agar luarannya tetap cocok atau sesuai dengan kebutuhan stakeholder, misalnya dunia industri. Perguruan tinggi harus menghasilkan lulusan yang cocok untuk dengan tujuan pendiriannya.
Gain
Setelah sebuah sistem bisa
bekerja mandiri, bisa mengoreksi penyimpangan dan bisa menghasilkan luaran yang
direncanakan, maka terkadang kita juga menginginkan agar sistem semakin
menghasilkan daya yang lebih besar, luaran bisa dibesarkan sesuai dengan
kebutuhan. Gain atau penguatan perlu dipasang dalam unit feedback, gain
dirancang adjustable, bisa diatur sekehendak kita bisa 2x, 3x dst. Ketika visi misi peguruan tinggi berubah, SPMI harusnya bisa disetel agar luarannya mudah diatur seiring dan sejalan dengan perubahan. Semuanya akan jadi mudah kalau setiap langkah sudah ada standarnya. Mau naik 2x lipat outputnya, maka semua perangkat input dan langkah sesudahnya bisa dengan mudah disesuaikan. SPMI yang adaptif!
Clock
Sistem hanya sebatas sistem
belaka, tidak akan bisa bekerja tanpa adanya “clock” dalam sistem. Clock
layaknya seperti detak jantung yang menghidupkan sebuah sistem. Clock-lah yang
men-trigger keseluruhan gerak sistem,
nafasnya sebuah sistem. Clock menggerakkan setiap perintah dan membawa setiap
data yang akan dieksekusi dalam sebuah sistem yang berbasis hitungan dan data.
No Clock No Life!
SPMI layaknya sebuah sistem
“black box”, kita perlu tahu apakah sudah dilengkapi dengan filter, feedback, gain dan clock? Andai tidak ada filter, feed
back, dan gain masihlah bisa dikatakan sebagai sebuah sistem, namun kalau tidak
ada clock-nya alias tidak ada detak jantungnya, maka layak sistemnya disebut
sebagai zombie, tidak ada kehidupan di SPMI.
Alhasil SPMI di lapangan seperti
mayat hidup, inputnya tidak jelas dan akhinrnya luaran SPMI tidak seperti yang
diharapakan bahkan ditengarai ada anomali dan penyimpangan.
Clock juga bisa diartikan ruh,
SPMI bukan saja kehilangan ruhnya tapi tanpa ruh sejak awal konsepnya. Kalau begitu,
apa dan dimana ruh SPMI? Kalau dalam sistem elektronika, clock dihasilkan oleh
sebuah komponen Xtal (baca Kristal) yang mengenerate “detak” dalam satuan
seperdetik hertz, detak disambungkan dengan “jantung” sistem, misalnya
Central Processing Unit (CPU) dalam rangkaian sistem microcomputer atau
sejenisnya dan juga disambungkan dengan komponen aktifnya lain agar terjadi
sinkronisasi “gerak” dalam mengeksekusi rangkaian perintah dan aliran data,
seperti memori (RAM dan ROM) dan perangkat input-output sistem (PPI dan atau PIO).
tunggu lanjutannya part 2....