Ilustrasi Bahtera Nuh A.S.
Bisa jadi, umat manusia punah sama sekali ketika
banjir besar melanda bumi. Kita dan aneka hewan yang ada sekarang ini mungkin
saja tidak ada di muka bumi jika saja seorang Nuh tidak terbangun dan membangun
bahtera besar. Habislah umat manusia, jika saja Nuh terlelap dalam status quo dan tidak memiliki visi yang
melampaui masanya. Habislah umat manusia jika saja Nuh goyah keyakinannya dan
tidak memiliki kesabaran yang luar biasa atas hinaan dan gangguan umatnya.
Nuh membangun bahtera tidak di dekat pantai
melainkan di pucuk gunung, Nuh mendapatkan hinaan dan cibiran dari umatnya dari
apa yang dikerjakannya. Sulit tapi memang harus dilakukan, pahit namun harus ditelan
untuk sebuah keyakinan. Nuh membangun bahtera tidaklah setahun dua tahun
melainkan bertahun-tahun. Nuh bersama pengikutnya kompak bekerja sama,
mengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang sudah pasti menjadi andil besar
kesuksesan terwujudnya visi besar tersebut. Singkat cerita bahtera Nuh pun
berlayar dengan sukses mengarungi banjir besar dengan membawa pasangan
berjenis-jenis binatang dan akhirnya berlabuh di daratan antah berantah.
Pengikut dan binatangnya beranak pinak dan menyebar ke penjuru bumi, dan kita
adalah anak turunnya. Itulah Nuh AS, visi misi besar dan kerja besar dengan
dilandasi keyakinan dan berbaju kesabaran berbuah sukses besar, yaitu tetap
berlangsungnya kehidupan manusia dan makhluk di bumi sampai saat ini.
Elon Musk, seorang pebisnis, investor, dan
insinyur visioner yang baru-baru ini mengguncang dunia dengan peluncuran
roket Falcon ke angkasa membawa mobil dan sopirnya (Starman). Musk memiliki
visi dan misi yang melampau zamannya, yaitu membentuk koloni baru manusia di planet
Mars! Visinya jauh ke depan hampir mirip dengan Nuh. Visi misinya tentu
didukung dengan kerja keras penuh keyakinan dengan bekal iptek tentunya. Elon Musk seperti Nuh pada zaman now.
Membangun SPMI
Membangun Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) sama
halnya dengan membangun bahtera Nuh, kita harus memiliki dan menjiwai visi misi
institusi, perlu keyakinan, kerja keras, kerja sama, kesabaran, dan waktu yang
tidak sebentar. Mustahil kalau kita hanya hapal visi misi tanpa menghayati artinya
dan melaksanakan amanahnya lalu semua secara instan terjadi. Penghayatan visi misi
institusi akan memberikan keteguhan niat dan memberi keyakinan sepenuh hati seluruh
civitas akademika untuk bergerak bersama mewujudkan mimpi besar bersama-sama
seperti keyakinan Nuh AS dan pengikutnya
yang berbuah sukses besar dan kita ikut menikmatinya sekarang ini, yaitu masih
adanya umat manusia dan hewan di bumi.
Membangun SPMI tidak seperti membangun Candi Roro
Jonggrang yang hanya semalam saja dan berdasarkan nafsu belaka, tanpa visi misi
yang mulia dan hanya memerintah orang lain (baca bangsa jin) yang mengerjakannya.
Walhasil candinya tidak berwujud sesuai harapan dan pada akhirnya kandas cita-citanya.
Kedua kisah di atas sangat bertolak belakang, satunya kisah sukses besar dalam
sejarah umat manusia sedangkan satunya adalah kisah kegagalan dalam dongeng
sejarah kita.
Kita membangun SPMI memang penuh tantangan, keyakinan
segenap civitas akademika yang kuat dipandu visi misi institusi dan kerja sama akan
memuluskan jalannya. Ingat, BERSAMA kesulitan ada kemudahan (terjemhan yang
benar, bukan sesudah kesulitan ada kemudahan). Kemudahan dan kesulitan seperti keping
koin uang logam, ada bersama-sama tergantung cara pandang kita.
Ayo bangun! Membangun SPMI kita. Jadilah Nuh-Nuh zaman now di institusi kita masing-masing.
Sukses adalah sebuah pilihan.
Sukses adalah sebuah pilihan.
Korporasi ataupun institusi tak ubahnya bahtera Nuh. Sebuah kapal punya karakteristik dan batasan²nya seperti kayu, bermotor, dsb. Ini mirip dengan DNA bisnis. Mantap tulisannya pak. Terima kasih sudah berbagi ilmu di UNIGA Malang
BalasHapus